Selasa, 21 April 2009

Inflasi April 2009 di Kisaran 0,2%

. Selasa, 21 April 2009

Inflasi pada April mendatang diperkirakan tidak akan berada di angka yang tinggi, bahkan secara totalitas kecenderungannya berpotensi terjadi deflasi. Adapun pada Maret kemarin inflasi tercatat 0,22 persen, diperkirakan pada April pun masih berada di kisaran angka tersebut.

"Kalau bicara April kan inflasi kayaknya nyaman saja. Nyaman artinya pemilu memang berpotensi pada inflasi tapi bukan di bahan makanan tapi makanan jadi. Tetapi bagaimana pun kecenderungannya sekarang itu bahan pokok kelihatannya menurun. Bulan lalu 0,2 persen, tapi saya kira di sekitar itu, nantilah," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan, sebelum rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (21/4/2009).

Maka dari itu, Rusman mengungkapkan, kalau inflasi pada April ini terlihat baik sekali. Dia menambahkan, walaupun belum waktunya, dalam rekaman tiga minggu terakhir terlihat tidak luar biasa atau biasa saja.

"Artinya harga stabil. Jangan lupa, bahwa harga itu mencerminkan stabilitas dari suplai dan demand. Kalau harga sekarang saya katakan baik, itu artinya suplai memadai. Jadi ini yang mau dibahas sekarang," jelasnya.
Maksud dari terkelola dengan baik itu adalah leading price yang biasanya terjadi pada beras, di mana Januari, Maret sampai April adalah puncak panen. "Jadi bagaimana pun suplai terjaga dan memberi kontribusi stabilitas harga beras, tiga minggu ini terjaga dan diikuti dengan harga lainnya," ungkapnya.

Selain itu, menurutnya inflasi secara year on year akan tertutup, karena inflasi April tahun ini akan rendah. "Kuncinya begitu. Kalau year on year bulan yang sama tahun lalu lebih rendah, berarti secara tahunan akan turun," tambahnya.

Sementara bisa adanya potensi deflasi karena harga emas bulan ini turun, yang diikuti dari turunnya harga dunia. Hal ini merupakan komponen besar dalam inflasi, di mana emas perhiasan bukan investasi emas batangan.

"Tarif angkutan juga landai saja, stabil. Kesehatan dan biaya pendidikan juga stabil, biasanya itu Juni ketika tahun ajaran baru ada shock, tapi ini belum tahun ajaran baru," katanya.

Di sisi lain, kontribusi terbesar dari perbaikan inflasi berasal dari sektor bahan makanan pokok dan beberapa faktor. Pertama, bobotnya memang besar terhadap inflasi dan jarang terjadi.

"Biasanya, bahan makanan itu jauh lebih tinggi dari kelompok yang lain seperti sandang transportasi dan segala macam. Kayanya dua bulan berturut-turut ini akan lebih rendah dari inflasi pada umumnya," pungkasnya. (ade) (rhs)
Sumber: okezone.com

0 komentar:

 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com | Power by blogtemplate4u.com